PostgreSQL is available in the default Debian repositories but the available versions are not up to date. Check the available versions using the command:
In this guide, we are interested in PostgreSQL 14 which is not provided in the default repositories. Therefore, we are required to add a repository that provides the package.
Docker adalah layanan yang menyediakan kemampuan untuk mengemas dan menjalankan sebuah aplikasi dalam sebuah lingkungan terisolasi yang disebut dengan container. Dengan adanya isolasi dan keamanan yang memadai memungkinkan kamu untuk menjalankan banyak container di waktu yang bersamaan pada host tertentu.
Docker adalah software open-source yang digunakan untuk meluncurkan (deploy) aplikasi di dalam container virtual. Dengan container virtual ini (containerization), aplikasi bisa dijalankan secara terisolasi di environment yang kompleks sehingga tidak menimbulkan masalah pada environment lainnya.
Docker ini diperkenalkan pada tahun 2013 oleh Solomon Hykes pada acara PyCon. Beberapa bulan setelahnya docker secara resmi diluncurkan, tepatnya pada tahun 2014.
Cara Kerja Docker
Cara kerja Docker adalah dengan menciptakan sebuah ruang isolasi untuk meluncurkan aplikasi atau layanan. Ruang isolasi ini disebut Container, seperti ‘wadah’ yang akan menampung suatu benda agar tidak tumpah ke area lain.
Penjelasan Singkat tentang Container Docker
Docker container adalah sebuah paket software yang berisi semua dependensi yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi tertentu. Semua konfigurasi dan instruksi untuk memulai atau menghentikan container diperintahkan oleh sebuah komponen yang disebut ‘image Docker’.
Container ini menghindarkan user dari masalah kompatibilitas yang mungkin terjadi ketika menjalankan aplikasi di beberapa sistem yang berbeda. Sebab, dengan container ini, software akan berjalan dengan cara yang sama di environment mana pun.
Kapan pun image dijalankan user, container baru akan dibuat.
Pengelolaan container juga mudah berkat bantuan Docker API atau command line interface (CLI). Apabila beberapa container diperlukan, user bisa mengontrolnya dengan Docker compose tool.
Selain container yang baru saja dibahas, arsitektur Docker terdiri dari empat komponen utama, yaitu:
Client Docker – komponen utama untuk membuat, mengelola, dan menjalankan aplikasi dalam container. Client Docker adalah metode utama untuk mengontrol server Docker melalui CLI seperti Command Prompt (Windows) atau Terminal (macOS, Linux).
Server Docker – juga disebut daemon Docker. Server Docker menunggu permintaan REST API yang dibuat oleh client Docker serta mengelola image dan container.
Image Docker – komponen yang memerintahkan server Docker terkait persyaratan tentang cara container Docker dibuat. Image bisa didownload dari website seperti Docker Hub. Anda juga bisa membuat custom image, yaitu dengan membuat Dockerfile dan meneruskannya ke server. Perlu diketahui bahwa Docker tidak menghapus image yang tidak digunakan, jadi user harus menghapus data image sendiri agar tidak menumpuk.
RegistryDocker – aplikasi sisi server open-source yang digunakan untuk menghosting dan mendistribusikan image Docker. Registry sangat berguna untuk menyimpan image secara lokal dan mengelolanya sepenuhnya. Atau, user bisa mengakses Docker Hub yang tadi disebutkan, yang merupakan repositori image Docker terbesar di dunia.
Fungsi Docker
Docker memiliki banyak fungsi untuk berbagai contoh penerapan. Di bagian ini, kami akan membahas fungsi Docker dan tiga contoh umum penggunaannya.
Mencoba Software Baru
Dengan Docker, Anda bisa mencoba software baru tanpa harus menginstalnya secara manual. Docker juga berguna kalau Anda memerlukan software yang harus disiapkan cepat.
Sebagai contoh, proses setup server MySQL bisa memakan waktu lama. Nah, dengan Docker, Anda hanya memerlukan satu perintah melalui CLI untuk melakukannya.
Mempelajari CLI
Meskipun bisa berjalan pada semua jenis perangkat, tadinya Docker dirancang khusus untuk Linux. Jadi, kami menyarankan agar Anda mengonfigurasinya pada sistem yang berbasis Linux.
Dengan begitu, Anda pun bisa mempelajari administrasi sistem, command line interface, dan scripting lebih lanjut dengan lebih baik.
Mengurangi Risiko Insiden
Apabila terjadi kegagalan hardware, user bisa segera mengembalikan perubahan apa pun yang dibuat kalau tersedia image Docker.
User hanya perlu mengimpor backup image ke perangkat baru, lalu Docker akan membereskan sisanya. Backup image Docker juga berguna saat developer ingin melakukan rollback ke versi lama software tertentu karena adanya bug atau masalah kompatibilitas.
Kelebihan dan Kekurangan Docker
Nah, setelah Anda memahami apa itu Docker dan fungsinya, sebaiknya cari tahu juga kelebihan dan kekurangannya. Meskipun memiliki banyak manfaat, Docker juga memiliki kelemahan dalam beberapa aspek. Di bagian ini, kami akan membahas kelebihan dan kekurangan software ini.
Kelebihan Docker
Portabilitas – daya tarik utama Docker adalah portabilitasnya. Docker memungkinkan user membuat atau menginstal aplikasi kompleks di perangkat, dan aplikasi tersebut dijamin bisa berjalan. Docker container memiliki semua yang dibutuhkan aplikasi, hanya dengan sedikit atau bahkan tanpa input dari user.
Automasi – dengan bantuan cron job dan Docker container, user bisa mengotomatiskan pekerjaan dengan mudah. Automasi membantu developer menghindari tugas yang membosankan dan repetitif, serta menghemat waktu.
Komunitas – Docker memiliki channel Slack khusus, forum komunitas, dan ribuan kontributor di website developer seperti StackOverflow. Terlebih lagi, ada lebih dari 9 juta image container yang dihosting di Docker Hub.
Kekurangan Docker
Kecepatan – meskipun akan lebih cepat untuk menjalankan aplikasi melalui Docker container daripada di VM, Docker masih lebih lambat dibandingkan dengan menjalankan aplikasi secara native pada server fisik.
Kemudahan penggunaan – Docker tidak dimaksudkan untuk menjalankan aplikasi yang memerlukan Graphical User Interface (GUI). Artinya, user harus familiar dengan baris perintah/command line, dan melakukan semua tindakan di sana. Alur belajar yang rumit, keterbatasan OS tertentu, dan frekuensi update yang lumayan menjadikan Docker sulit untuk dipahami. Bahkan, ketika Anda merasa sudah memahami Docker luar dalam, masih ada orkestrasi yang perlu dipertimbangkan, yang menjadikannya makin kompleks.
Keamanan – Docker berjalan pada sistem operasi host, yang berarti software berbahaya apa pun yang bersembunyi di balik containernya bisa sampai ke mesin host.
Docker vs Virtual Machine
Meski Docker dan Virtual Machine (VM) memiliki fungsi yang serupa, ada perbedaan dari keduanya dalam hal performa, dukungan OS, dan portabilitas.
Perbedaan Docker dan Virtual Machine adalah, container Docker menggunakan OS yang sama dengan host, sedangkan VM memiliki OS tamu yang berjalan dari sistem host. Metode operasi ini memengaruhi performa, kebutuhan hardware, dan dukungan OS.
Agar lebih mudah, simak detail perbandingannya pada tabel di bawah ini.
Docker
Virtual Machine
OS
Menggunakan OS yang sama antar-container
OS baru untuk setiap VM
Keamanan
Kurang aman karena OS dan kernel digunakan bersama
Lebih aman karena VM tidak berbagi sistem operasi
Performa
Performa cepat bahkan dengan beberapa container
Makin banyak VM, performa makin kurang stabil
Waktu booting
Cepat (dalam hitungan detik)
Lambat (dalam hitungan menit)
Memori
Ringan
Memerlukan banyak memori
Kebutuhan ruang penyimpanan
Biasanya dalam ukuran megabyte
Biasanya dalam ukuran gigabyte
Portabilitas
Mudah diluncurkan di berbagai lingkungan
VM sulit di-port ke sistem lain
Meskipun teknologi container Docker lebih unggul pada hampir semua aspek, VM lebih aman karena sistem operasinya tetap terpisah (independen) dari hardware.
Oke kali ini kit acoba akan membuat aplikasi Django dan PostgreSQL di Windows dengan menggunakan Docker, langkah-langkahnya sebagai berikut:
Buka command prompt dan tempatkan di direktori yang telah ditentukan
Buat direktori kerja, misal dengan nama djangodockertest. Di command promt masukan perintah:
mkdir djangodockertest
Masuk ke direktori kerja yang tadi dibuat
cd djangodockertest
Buat file baru dengan nama requirements.txt untuk menyimpan daftar library atau paket aplikasi yang akan diinstal yang dibutuhkan Django. Misal dalam contoh ini saya menggunakan vim sebagai editor teks seperti yang ada di Linux atau Mac. Untuk mendonload aplikasi silahkan dapatkan disini
vim requirements.txt
Masukan daftar aplikasi
Django~=4.0.0
psycopg2-binary==2.9.3
Buat file dengan nama Dockerfile
vim Dockerfile
Masukan kode berikut
FROM python:3
ENV PYTHONUNBUFFERED 1
WORKDIR /code/
COPY requirements.txt /code/
RUN pip install -r requirements.txt
COPY . /code/
Buat file dengan nama docker-compose.yml
vim docker-compose.yml
Masukan kode
version: "3.9"
services:
db:
image: postgres
volumes:
- ./data/db:/var/lib/postgresql/data
environment:
- POSTGRES_DB=postgres
- POSTGRES_USER=postgres
- POSTGRES_PASSWORD=password
web:
build: .
command: python manage.py runserver 0.0.0.0:8000
volumes:
- .:/code
ports:
- "8000:8000"
depends_on:
- db
Buat project baru Django, misal dengan nama djangodockertest
vim docker-compose run web django-admin startproject djangodockertest
Ubah setingan Database di file settings.py yang terdapat di folder djangoprojecttest. dengan catatan di komputer lkal sudah diinstal PostgreSQL dan buat database tertentu.
DATABASES = {
'default': {
'ENGINE': 'django.db.backends.postgresql',
'NAME': 'postgres', #sesuaikan
'USER': 'postgres', #sesuaikan
'PASSWORD': 'password', #sesuaikan
'HOST': 'db', #sesuai setingan di docker-compose.yml
'PORT': 5432,
}
}
Buat makemigrations
docker-compose run web python manage.py makemigrations
Lakukan migrasi
docker-compose run web python manage.py migrate
Jalankan perintah docker-compose up
docker-compose up
Test buka server dengan buka di browser dan masuk ke 127.0.0.1:8000, jika berhasil maka akan tampil halaman awal aplikasi Django.
Selanjutnya, lakukan langkah-langkah untuk membuat user admin dan lain sebagainya.
Jika ingin mematikan service Docker, maka ketikan perintah:
docker-compose down
Demikian contoh sederhana cara menggunakan Docker untuk membuat aplikasi Django dan PostgreSQL, semoga bermanfaat. @wawanhn
Dalam tulisan ini saya akan berbagi cara menangani masalah atau error pada saat install postgreSQL. Error yang biasa muncul salah satunya adalah Unable to write inside TEMP environtment variable path.
Untuk mengatasi maslah tersebut bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Masuk ke regedit, caranya adalah pada keyboard tekan window + r kemudian ketik regedit, atau bisa juga ketik regedit pada kotak search di dalam start menu.
2. Setelah masuk ke menu regedit, cari menu HKEY_CURRENT_USER→ Software → Microsoft → Windows Script Host → Setting. Pada pilihan Enabled, beri nilai 1 pada value data.
3. Selanjutnya cari menu HKEY_LOCAL_MACHINE → Software → Microsoft → Windows Script Host → Setting. pilihan Enabled, beri nilai 1 pada value data.
4. Jika tidak ada pilihan Enabled, bisa buat sendiri dengan cara: Klik kanan → New → DWORD (untuk versi 32bit) atau QWORD (untuk versi 64bit). Beri nama Enabled kemudian isi value data dengan nilai 1.
Setelah semua langkah diatas dilakukan coba instal kembali PosgreSQL. Seharusnya error sudah tidak terjadi lagi. Demikian sedikit sharing dari saya, terima kasih semoga bermanfaat. @wawanhn.
Amazon Web Services adalah sekumpulan layanan-layanan berbasis Cloud Computing yang di sediakan oleh Amazon sejak tahun 2002. Meskipun salah satu perusahaan raksasa internet ini sering kita kenal untuk membeli buku dan lagu, tetapi sekarang Amazon telah menambah layanannya dalam hal infrastrutktur cloud computing. Amazon Web Services ini menyediakan layanan-layanan nya yang saling terintegrasi dan mudah kustomisasi. Pada tahun 2006, amazon mengenalkan Amazon’s Elastic Compute cloud (EC2) sebagai commercial web service yang menyediakan akses cloud kepada perusahaan dan individu untuk menyewa komputer storage yang bisa digunakan sebagai platform pengembangan aplikasi secara online, inilah awal dari IaaS, yaitu perusahaan yang menyediakan infrastruktur sebagai sebuah layanan [1]. Kita dapat mendapatkan layanan gratis (free trial) dengan mendaftar AWS dialamat ini. Saat mendaftar AWS pertama kali selanjutnya untuk mengaktifkan layanan yang bisa kita gunakan dengan gratis, maka pada saat pendaftaran kita akan diverifikasi untuk tagihan atau biling dengan menggunakan kartu kredit dengan sebesar $1. Oke saat ini, setelah kita punya akun AWS kita akan coba buat database PostgreSQL yang nantinya akan diakses dari client dengan menggunakan PgAdmin. Lankah yang dilakuka adalah:
Kemudian setelah tampil halaman RDS, buat database dengan memilih button Create database
Kemudian pilih metode pembuatan, misal metode Standard Create, pilih database engine PostgreSQL, versi database dan pilih DB Instance seize Free tier (karena kita pilih yang gratis).
Kemudian lakukan setting DB instance identifier untuk menentukan nama database.
Pada bagian Credentials settings, tentukan nama user dan password untuk mengakses database.
Selanjutnya pada bagian Additional Connectivity Configuration, pilih yes pada bagian setting publicly accessible sehingga bisa diakses dari client.
Setelah selesai semua setting lalu pilih Create database, tunggu proses pembuatan database yang bisa berlangsung beberapa waktu. Dan jika berhasil maka database kita bisa dilihat di halaman database seperti ini.
Selanjutnya klik button View credential details untuk melihat infomasi database kita. Terdapat informasi: nama database, user, dan endpoint (host dari database kita), dan satu lagi data yang dibutuhkan yaitu port (dimana defaultnya 5432).
Selanjutnya dalam tutorial selanjutnya kiata akan menggunakan SQL Workbench dan pgAdmin untuk mengakses database tersebut. Jika belum punya pgAdmin maka download dari sini sesuai dengan jenis sistem operasi dan install di komputer kita.
sekian dulu tulisan ini semoga bermanfaat. @wawanhn
Saat kita membuat geodatabase dengan mengggunakan PostgreSQL kita akan menginputkan data dari berbagai format data GIS. Salah satu format data yang paling sering digunakan adalah shapefile (shp). Bagaimana memasukan atau konversi data tersebut ke PostgreSQL akan saya bahas dalam tulisan ini.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menginput data atau file shp ke geodatabase PostgreSQLdigunakan adalah dengan menggunakan file .SQL, yaitu sebagai berikut:
Misal dalam latihan ini akan menginput data spasial Batas_Kecamatan.shp, maka letakan file shp tersebut dalam sebuah folder kerja kita.
Kemudian dengan menggunakan command prompt ketikan perintah dengan format shp2pgsql -I [nama file shp] public.[nama table] > [nama output file .sql] dalam langkah ini saya ketikan perintah shp2pgsql -I Batas_Kecamatan.shp public.Batas_Kecamatan > Batas_Kecamatan.sql
Setelah perintah tersebut makan dihasilkan file Batas_Kecamatan.sql dalam folder kerja. Selanjutnya adalah mengkonversi file .sql menjadi sebuah tabel di PostgreSQL. Dalam latihan kali ini kita akan mengkonversi file .sql menjadi tabel dengan nama Batas_Kecamatan dalam database yang ada di Server PostgreSQL. Misal dalam hal ini saya simpan di database Test (jika belum ada database dengan nama Test, maka sebelumnya buat dulu database tersebut). Ketikan perintah dengan format: shp2pgsql -U [username] -f [nama file .SQL] -d [database]. Dalam langkah ini ketikan perintah shp2pgsql -U postgres -f Batas_Kecamatan.sql -d Test.
Jika perintah tersebut berhasil di eksekusi maka selesailah mengkonversi file shapefile (shp) kedalam geodatabase PostgreSQL dengan menggunakan file .SQL. Untuk melihat hasilnya dapat dilihat dengan menggunakan PgAdmin atau dengan menggunakan perintah di command prompt.
Untuk perintah di command prompt ketikan: psql -U postgres -d Test. Dengan penjelasan bahwa postgres adalah nama username dan Test adalah nama database. Dan setelah masuk ke database Test, silahkan ketikan \dt untuk melihat tabel-tabel yang ada dalam database, seperti terlihat dalam gambar di bawah.
Demikian tulisan singkat ini, di tulisan selanjutnya akan memaparkan cara konversi shapefile (shp) ke dalam PostgreSQL dengan cara lain. Semoga bermanfaat @wawanhn