Sunday, October 9, 2022

Membuat Aplikasi Django dan PostgreSQL dengan menggunakan Docker cara 2

Setelah sebelumnya membuat aplikasi Django dan PostgreSQL di 

Membuat Aplikasi Django Dan PostgreSQL Dengan Menggunakan Docker Cara 1

Sekarang dengan sedikit perbedaan akan membuat aplikasi Django dan PostgreSQL di Windows.

Langkah yang dilakukan adalah dengan membuat virtual environment terlebih dahulu kemudian baru membuat kontainer dengan Docker. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami persamaan dan perbedaan DOcker dengan virtual environment yang biasa dilakukan dalam pengembangan aplikasi Django. 

Membuat Virtual Environment


  • Buka command prompt dan buat direktori kerja
mkdir dockertest
  • Masuk ke folder direktori kerja
cd dockertest
  • Buat virtual environment, misal dengan nama venv
python -m venv venv
  • Aktifkan virtual environment
cd venv/scripts

activate
  • Setelah virtual environment active dengan ditandai di promt (venv)... Install Djanggo versi terakhir 4,
python -m pip install Django~=4.0.0
  • Install psycopg2-binary
python -m pip install psycopg2-binary==2.9.3
  • Buat project Django, misal dengan nama django_project
django-admin startproject django_project .
  • Lakukan migrate
python manage.py migrate
  • Jalankan server
python manage.py runserver
  • Cek di browser dengan alamat http:127.0.0.1:8000, jika berhasil menampilkan halama aplikasi Djanggo maka langkah yang dilakukan berhasil.
  • Buat file requirements.txt yang berisi paket yang dibutuhkan dari aplikasi Django yang sudah dibuat
pip freeze > requirements.txt
  • Selanjutnya akan membuat kontainer dengan docker, maka matikan virtual environment.
deactivate

Membuat Docker

  • Buat file Dockerfile, masukan kode:
vim Dokerfile

  • Masukan kode kedalam dile Dockerfile:

#Pull base image
FROM python:3.9

#SEt environment variable
ENV PIP_DISABLE_PIP_VERSION_CHECK 1
ENV PYTHONDONTBYTECODE 1
ENV PYTHONUNBUFFERED 1

#Set work directory
WORKDIR /code

#Install dependecies
COPY ./requirements.txt .
RUN pip install -r requirements.txt

#Copy project
COPY . .
  • Sebelum membangun image, buat file .dockerignore
vim .dockerignore
  • Masukan kode:
.venv
.git
.gitignore
  • Membangun docker,
docker build .
  • Membuat file docker-compose.yml
vim docker-compose.yml
  • Masukan kode, dengan catatan buat dulu database di PostgreSQL dan tentukan user dan password untuk akses ke database:
version: "3.9"

services:
  db:
    image: postgres
    volumes:
      - postgres_data:/var/lib/postgresql/data/
    environment:
      - POSTGRES_DB=postgres
      - POSTGRES_USER=postgres
      - POSTGRES_PASSWORD=password

  web:
    build: .
    command: python manage.py runserver 0.0.0.0:8000
    volumes:
      - .:/code
    ports:
      - "8000:8000"
    depends_on:
      - db    

volumes:
  postgres_data:
  • Lakukan konfigurasi untuk seting database di file docker_project/settings.py
vim docker_project/settings.py
  • Masukin kode skrip di bagian DATABASES:
DATABASES ={
     'default': {
         'ENGINE': 'django.db.backends.postgresql',
         'NAME': 'postgres',
         'USER': 'postgres',
         'PASSWORD': 'password',
         'HOST': 'db',
         'PORT': '5432',
         }
}
  • Menjalankan Docker
docker-compose up
  • Setelah proses selesai, silahkan cek server di browser dengan memasukan alamat http://127.0.0.1:8000. Jika berhasil menampilkan tampilan halaman aplikasi Django maka langkah-langkah yang dilakukan berhasil.
  • Atau dengan cara lain dapat dilakukan dengan mengabung perintah build dan docker-compose up dengan cara:
docker-compose up -d --build
  • Setelah dicek server berlajan, untuk keluar dari tampilan service docker dengan cara tekan Ctrl + C
  • Selanjutnya akan membuat aplikasi dengan nama accounts, untuk membuat aplikasi untuk pengguna.

Membuat Apps aaccounts

  • Membuat App dengan nama accounts
docker-compose run web python manage.py startapp accounts

atau

docker-compose exec web python manage.py startapp accounts
  • Membuat CustomUser dengan menggunakan AbstractUser, edit file #accounts/models.py 
from django.db import models
from django.contrib.auth.models import AbstractUser

# Create your models here.
class CustomUser(AbstractUser):
    pass

  • Tambahkan App accounts di bagian INSTALLED_APPS pada file #django_project/settings.py
INSTALLED_APPS = [
    'django.contrib.admin',
    'django.contrib.auth',
    'django.contrib.contenttypes',
    'django.contrib.sessions',
    'django.contrib.messages',
    'django.contrib.staticfiles',
    #local
    'accounts.apps.AccountsConfig', #tambahkan
]
  • Tambahkan juga di bagian bawah file #django_project/settings.py
AUTH_USER_MODEL = 'accounts.CustomUser'

  • Lakukan makemigrations
docker-compose exec web python manage.py makemigrations accounts

output:

Migrations for 'accounts':
  accounts/migrations/0001_initial.py
    - Create model CustomUser

  • Lakukan migrate
docker-compose exec web python manage.py migrate

output:

Operations to perform:
  Apply all migrations: accounts, admin, auth, contenttypes, sessions
Running migrations:
  Applying contenttypes.0001_initial... OK
  Applying contenttypes.0002_remove_content_type_name... OK
  Applying auth.0001_initial... OK
  Applying auth.0002_alter_permission_name_max_length... OK
  Applying auth.0003_alter_user_email_max_length... OK
  Applying auth.0004_alter_user_username_opts... OK
  Applying auth.0005_alter_user_last_login_null... OK
  Applying auth.0006_require_contenttypes_0002... OK
  Applying auth.0007_alter_validators_add_error_messages... OK
  Applying auth.0008_alter_user_username_max_length... OK
  Applying auth.0009_alter_user_last_name_max_length... OK
  Applying auth.0010_alter_group_name_max_length... OK
  Applying auth.0011_update_proxy_permissions... OK
  Applying auth.0012_alter_user_first_name_max_length... OK
  Applying accounts.0001_initial... OK
  Applying admin.0001_initial... OK
  Applying admin.0002_logentry_remove_auto_add... OK
  Applying admin.0003_logentry_add_action_flag_choices... OK
  Applying sessions.0001_initial... OK
  • Edit file #accounts/forms.py:
#accounts/forms.py
from django.contrib.auth import get_user_model
from django.contrib.auth.forms import UserCreationForm, UserChangeForm

class CustomUserCreationForm(UserCreationForm):
    class Meta:
        model = get_user_model()
        fields = ("email", "username",)


class CustomUserChangeForm(UserChangeForm):
    class Meta:
        model = get_user_model()
        fields = ("email", "username",)

  • Edit file #accounts/admin.py
#accounts/admin.py
from django.contrib import admin
from django.contrib.auth import get_user_model
from django.contrib.auth.admin import UserAdmin

from .forms import CustomUserCreationForm, CustomUserChangeForm

# Register your models here.
CustomUser = get_user_model()

class CustomUserAdmin(UserAdmin):
    add_form = CustomUserCreationForm
    form = CustomUserChangeForm
    model = CustomUser

    list_display = [
        "email",
        "username",
        "is_superuser",
        ]

admin.site.register(CustomUser, CustomUserAdmin)
  • Buat superuser untuk admin, misal dengan username: postgresqladmin, email: postgresqladmin@email.com, dan password: testpass123.
    docker-compose exec web python manage.py createsuperuser
  • Lalu coba di browser alamat admin http://127.0.0.1:8000/admin, login dengan user yang tadi dibuat.
  • Silahkan klik di menu ACCOUNTS/Users, dengan menu tersebut bisa melihat, merubah user dengan menampilkan inputan username dan password serta kemudian menambahkan email dan status user. Silahkan dicoba-coba.

Melakukan test Aplikasi

Setelah dibuat fungsional baru pada aplikasi accounts, selanjutnya dilakukan testing dengan menggunakna unit testing dari framework Django. Testing dilakukan karena meupakan hal penting yang harus dilakukan seperti yang disampaikan oleh pendiri Django yaitu Jacob Kaplan-Moss bahwa "Kode program tanpa dilakukan test adalah sebuah kerusakan dalam desain". Dalam Django terdapat dua tipe test yaitu:

  • Unit test kecil, cepat, dan terisolasi untuk sebagian fungsi dalam aplikasi.
  • Test yang terintegrasi dimana besar, lambat, dan unit test dilakukan pada keseluruhan aplikasi. 

Dalam contoh ini dilakukan unit test sekala kecil pada bagian fungsi yang baru dibuat. Langkah yang dilakukan adalah:

  • Edit file #accounts/test.py 
vim accounts/tests.py
  • Dan masukan kode di file #accounts/test.py:
#accounts/test.py
from django.contrib.auth import get_user_model
from django.test import TestCase

class CustomUserTests(TestCase):
    def test_create_user(self):
        User = get_user_model()
        user = User.objects.create_user(username="wawanhn", email="wawanhn@email.com", password="testpass123")

        self.assertEqual(user.username, "wawanhn")
        self.assertEqual(user.email, "wawanhn@email.com")
        self.assertTrue(user.is_active)
        self.assertFalse(user.is_staff)
        self.assertFalse(user.is_superuser)

    def test_create_superuser(self):
        User = get_user_model()
        admin_user = User.objects.create_superuser(username="superadmin", email="superadmin@email.com", password="testpass123")
        self.assertEqual(admin_user.username, "superadmin")
        self.assertEqual(admin_user.email, "superadmin@email.com")
        self.assertTrue(admin_user.is_active)
        self.assertTrue(admin_user.is_staff)
        self.assertTrue(admin_user.is_superuser)
  • Lakukan test
docker-compose exec web python manage.py test
  • Jika berhasil maka akan menghasilkan output:

output:

Found 2 test(s).
Creating test database for alias 'default'...
System check identified no issues (0 silenced).
..
----------------------------------------------------------------------
Ran 2 tests in 0.494s

OK
Destroying test database for alias 'default'...

Membuat Homepage Aplikasi

  • Buat aplikasi pages
docker-compose exec web python manage.py startapp pages
  • Tambahkan pages di file #django_project/settings.py
INSTALLED_APPS = [
    'django.contrib.admin',
    'django.contrib.auth',
    'django.contrib.contenttypes',
    'django.contrib.sessions',
    'django.contrib.messages',
    'django.contrib.staticfiles',
    'accounts.apps.AccountsConfig',
    'pages.apps.PagesConfig', #tambahan baru
]
  • Tentukan BASE Directory dan templates di file #django_project/settings.py
TEMPLATES = [
    {
        'BACKEND': 'django.template.backends.django.DjangoTemplates',
        'DIRS': [BASE_DIR/'templates'], #tambahkan di baris ini
        'APP_DIRS': True,
        'OPTIONS': {
            'context_processors': [
                'django.template.context_processors.debug',
                'django.template.context_processors.request',
                'django.contrib.auth.context_processors.auth',
                'django.contrib.messages.context_processors.messages',
            ],
        },
    },
]
  • Buat folder templates di Direktory kerja dengan nama templates
mkdir templates
  • Buat file html di folder templates dengan nama _base.html dan home.html
vim templates/_base.html
vim templates/home.html
  • File _base.html cara penulisan didepan kata base ada underscore ini hanya merupakan kebiasaan yang menunjukan bahwa file ini akan digunakan/extends untuk file html di seluruh aplikasi (diwariskan). Buat kerangka standar file html untuk file #templates/_base.html
<!-- templates/_base.html -->
<!DOCTYPE html>
<html>
    <head>
        <meta charset='utf-8'>
        <title>{% block title %} Toko Buku {% endblock title %}</title>
    </head>
    <body>
        <div class='container'>
            {% block content %}

            {% endblock content %}
        </div>
    </body>
</html>

  • Masukan kode program pada file #templates/home.html
<!-- templates/home.html -->
{% extends '_base.html' %}

{% block title %} Home {% endblock title %}

{% block content %}
  <h1>Tihs is our home page.</h1>
{% endblock content %}

  • Selanjutnya buat routing alamat web index atau link ke halaman saat pertama kali aplikasi dibuka, tambahkan navigasi ke halaman utama dengan mengedit file #django_project/urls.py
from django.contrib import admin
from django.urls import path, include #tambahkan ini

urlpatterns = [
    path('admin/', admin.site.urls),
    path('', include('pages.urls')), #tambahkan ini
]
  • Buat routing di aplikasi pages, yaitu file #pages/urls.py
vim pages/urls.py
  • Tambahkan kode:
#pages/urls.py
from django.urls import path
from .views import HomePageView

urlpatterns = [
        path('', HomePageView.as_view(), name='home'),
        ]
  • Edit tampilan view di file #pages/views.py
#pages/views.py
from django.shortcuts import render
from django.views.generic import TemplateView

# Create your views here.
class HomePageView(TemplateView):
    template_name = 'home.html'
  • Untuk melihat perubahan karena sudah menambahkan app pages dan routing, matikan docker dan jalankan lagi
docker-compose down

docker compose up -d 

  • Buka alamat http://127.0.0.1:8000/ maka akan menampilkan tampilan halaman home.html


Membuat Test untuk app pages

Test Untuk Homepages

  • Lakukan test dengan menggunakna Django SimpleTest
vim pages/tests.py
  • Buka file #pages/test.py dan masukan kode:
#pages/tests.py
#from django.test import TestCase
from django.test import SimpleTestCase
from django.urls import reverse

# Create your tests here.
class HomepageTests(SimpleTestCase):
    def test_url_exists_at_correct_location(self):
        response = self.client.get('/')
        self.assertEqual(response.status_code, 200)

    def test_homepage_url_name(self):
        response = self.client.get(reverse('home'))
        self.assertEqual(response.status_code, 200)
  • Lakukan simpletest, dengan kode:
docker-compose exec web python manage.py test
  • jika berhasil maka akan menghasilkan output:
Found 4 test(s).
Creating test database for alias 'default'...
System check identified no issues (0 silenced).
....
----------------------------------------------------------------------
Ran 4 tests in 0.554s

OK
Destroying test database for alias 'default'...
  • Dari info diatas dilakukan 4 tes karena terdapat 2 tes sebelumnya untuk Custom User Model. Dan jika menginginkan test hanya untuk untuk aplikasi pages maka perintahnya:
docker-compose exec web python manage.py test pages
  • Dan hasil dari perintah tersebut:
Found 2 test(s).
System check identified no issues (0 silenced).
..
----------------------------------------------------------------------
Ran 2 tests in 0.025s

OK
  • Dari hasil test diatas tidak melibatkan akses ke database.

Test Untuk Templates

  • Untuk test template menggunakan fungsi assertTemplateUsed tambahkan kode di file #pages/tests.py
#pages/tests.py
#from django.test import TestCase
from django.test import SimpleTestCase
from django.urls import reverse

# Create your tests here.
class HomepageTests(SimpleTestCase):
    def test_url_exists_at_correct_location(self):
        response = self.client.get('/')
        self.assertEqual(response.status_code, 200)

    def test_homepage_url_name(self):
        response = self.client.get(reverse('home'))
        self.assertEqual(response.status_code, 200)

    def test_homepage_template(self): #tambahan baru
        response = self.client.get('/')
        self.assertTemplateUsed(response, 'home.html')
  • Lakukan test, dan jika berhasil akan menghasilkan ouput Found 3 test dan no issues
docker-compose exec web python manage.py test pages

Test Untuk Html, dll

  • Keseluruhan kode test app page di file #pages/tests.py
#pages/tests.py
#from django.test import TestCase
from django.test import SimpleTestCase
from django.urls import reverse, resolve
from .views import HomePageView

# Create your tests here.
class HomepageTests(SimpleTestCase):
    def setUp(self):
        url = reverse('home')
        self.response = self.client.get(url)

    def test_url_exists_at_correct_location(self):
        #response = self.client.get('/')
        self.assertEqual(self.response.status_code, 200)

    def test_homepage_url_name(self):
        response = self.client.get(reverse('home'))
        self.assertEqual(response.status_code, 200)

    def test_homepage_template(self):
        #response = self.client.get('/')
        self.assertTemplateUsed(self.response, 'home.html')

    def test_homepage_contains_correct_html(self):
        #response = self.client.get('/')
        self.assertContains(self.response, 'home page')

    def test_homepage_does_not_contain_incorect_html(self):
        #response = self.client.get('/')
        self.assertNotContains(self.response,'Hi there! Should not be on the page.')

    def test_homepage_url_resolves_homepageview(self):
        view = resolve('/')
        self.assertEqual(view.func.__name__,HomePageView.as_view().__name__)

  • Lakukan test:
docker-compose exec web python manage.py test pages
  • Jika berhasil tidak ada error maka akan menghasilkan output
Found 6 test(s).
System check identified no issues (0 silenced).
......
----------------------------------------------------------------------
Ran 6 tests in 0.037s

OK
  • asda
  • asdas
  • s

Demkian langkah-langkah membuat aplikasi Django dan PostgreSQL dengan menggunakan Docker sederhana, semoga menambah pengetahuan. @wawanhn

Membuat Aplikasi Django dan PostgreSQL dengan menggunakan Docker cara 1

Membuat Aplikasi Django dan PostgreSQL dengan menggunakan Docker cara 1

Docker adalah layanan yang menyediakan kemampuan untuk mengemas dan menjalankan sebuah aplikasi dalam sebuah lingkungan terisolasi yang disebut dengan container. Dengan adanya isolasi dan keamanan yang memadai memungkinkan kamu untuk menjalankan banyak container di waktu yang bersamaan pada host tertentu. 

Docker adalah software open-source yang digunakan untuk meluncurkan (deploy) aplikasi di dalam container virtual. Dengan container virtual ini (containerization), aplikasi bisa dijalankan secara terisolasi di environment yang kompleks sehingga tidak menimbulkan masalah pada environment lainnya.

Docker ini diperkenalkan pada tahun 2013 oleh Solomon Hykes pada acara PyCon. Beberapa bulan setelahnya docker secara resmi diluncurkan, tepatnya pada tahun 2014.

Cara Kerja Docker

Cara kerja Docker adalah dengan menciptakan sebuah ruang isolasi untuk meluncurkan aplikasi atau layanan. Ruang isolasi ini disebut Container, seperti ‘wadah’ yang akan menampung suatu benda agar tidak tumpah ke area lain.

Penjelasan Singkat tentang Container Docker

Docker container adalah sebuah paket software yang berisi semua dependensi yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi tertentu. Semua konfigurasi dan instruksi untuk memulai atau menghentikan container diperintahkan oleh sebuah komponen yang disebut ‘image Docker’.

Container ini menghindarkan user dari masalah kompatibilitas yang mungkin terjadi ketika menjalankan aplikasi di beberapa sistem yang berbeda. Sebab, dengan container ini, software akan berjalan dengan cara yang sama di environment mana pun.

Kapan pun image dijalankan user, container baru akan dibuat.

Pengelolaan container juga mudah berkat bantuan Docker API atau command line interface (CLI). Apabila beberapa container diperlukan, user bisa mengontrolnya dengan Docker compose tool.

Selain container yang baru saja dibahas, arsitektur Docker terdiri dari empat komponen utama, yaitu:

  • Client Docker – komponen utama untuk membuat, mengelola, dan menjalankan aplikasi dalam container. Client Docker adalah metode utama untuk mengontrol server Docker melalui CLI seperti Command Prompt (Windows) atau Terminal (macOS, Linux).
  • Server Docker – juga disebut daemon Docker. Server Docker menunggu permintaan REST API yang dibuat oleh client Docker serta mengelola image dan container.
  • Image Docker – komponen yang memerintahkan server Docker terkait persyaratan tentang cara container Docker dibuat. Image bisa didownload dari website seperti Docker Hub. Anda juga bisa membuat custom image, yaitu dengan membuat Dockerfile dan meneruskannya ke server. Perlu diketahui bahwa Docker tidak menghapus image yang tidak digunakan, jadi user harus menghapus data image sendiri agar tidak menumpuk.
  • Registry Docker – aplikasi sisi server open-source yang digunakan untuk menghosting dan mendistribusikan image Docker. Registry sangat berguna untuk menyimpan image secara lokal dan mengelolanya sepenuhnya. Atau, user bisa mengakses Docker Hub yang tadi disebutkan, yang merupakan repositori image Docker terbesar di dunia.

Fungsi Docker

Docker memiliki banyak fungsi untuk berbagai contoh penerapan. Di bagian ini, kami akan membahas fungsi Docker dan tiga contoh umum penggunaannya.

Mencoba Software Baru

Dengan Docker, Anda bisa mencoba software baru tanpa harus menginstalnya secara manual. Docker juga berguna kalau Anda memerlukan software yang harus disiapkan cepat.

Sebagai contoh, proses setup server MySQL bisa memakan waktu lama. Nah, dengan Docker, Anda hanya memerlukan satu perintah melalui CLI untuk melakukannya.

Mempelajari CLI

Meskipun bisa berjalan pada semua jenis perangkat, tadinya Docker dirancang khusus untuk Linux. Jadi, kami menyarankan agar Anda mengonfigurasinya pada sistem yang berbasis Linux.

Dengan begitu, Anda pun bisa mempelajari administrasi sistem, command line interface, dan scripting lebih lanjut dengan lebih baik.

Mengurangi Risiko Insiden

Apabila terjadi kegagalan hardware, user bisa segera mengembalikan perubahan apa pun yang dibuat kalau tersedia image Docker.

User hanya perlu mengimpor backup image ke perangkat baru, lalu Docker akan membereskan sisanya. Backup image Docker juga berguna saat developer ingin melakukan rollback ke versi lama software tertentu karena adanya bug atau masalah kompatibilitas.

Kelebihan dan Kekurangan Docker

Nah, setelah Anda memahami apa itu Docker dan fungsinya, sebaiknya cari tahu juga kelebihan dan kekurangannya. Meskipun memiliki banyak manfaat, Docker juga memiliki kelemahan dalam beberapa aspek. Di bagian ini, kami akan membahas kelebihan dan kekurangan software ini.

Kelebihan Docker

  • Portabilitas – daya tarik utama Docker adalah portabilitasnya. Docker memungkinkan user membuat atau menginstal aplikasi kompleks di perangkat, dan aplikasi tersebut dijamin bisa berjalan. Docker container memiliki semua yang dibutuhkan aplikasi, hanya dengan sedikit atau bahkan tanpa input dari user.
  • Automasi – dengan bantuan cron job dan Docker container, user bisa mengotomatiskan pekerjaan dengan mudah. Automasi membantu developer menghindari tugas yang membosankan dan repetitif, serta menghemat waktu.
  • Komunitas – Docker memiliki channel Slack khusus, forum komunitas, dan ribuan kontributor di website developer seperti StackOverflow. Terlebih lagi, ada lebih dari 9 juta image container yang dihosting di Docker Hub.

Kekurangan Docker

  • Kecepatan – meskipun akan lebih cepat untuk menjalankan aplikasi melalui Docker container daripada di VM, Docker masih lebih lambat dibandingkan dengan menjalankan aplikasi secara native pada server fisik.
  • Kemudahan penggunaan – Docker tidak dimaksudkan untuk menjalankan aplikasi yang memerlukan Graphical User Interface (GUI). Artinya, user harus familiar dengan baris perintah/command line, dan melakukan semua tindakan di sana. Alur belajar yang rumit, keterbatasan OS tertentu, dan frekuensi update yang lumayan menjadikan Docker sulit untuk dipahami. Bahkan, ketika Anda merasa sudah memahami Docker luar dalam, masih ada orkestrasi yang perlu dipertimbangkan, yang menjadikannya makin kompleks.
  • Keamanan – Docker berjalan pada sistem operasi host, yang berarti software berbahaya apa pun yang bersembunyi di balik containernya bisa sampai ke mesin host.

Docker vs Virtual Machine

Meski Docker dan Virtual Machine (VM) memiliki fungsi yang serupa, ada perbedaan dari keduanya dalam hal performa, dukungan OS, dan portabilitas.

Perbedaan Docker dan Virtual Machine adalah, container Docker menggunakan OS yang sama dengan host, sedangkan VM memiliki OS tamu yang berjalan dari sistem host. Metode operasi ini memengaruhi performa, kebutuhan hardware, dan dukungan OS.

Agar lebih mudah, simak detail perbandingannya pada tabel di bawah ini.

DockerVirtual Machine
OSMenggunakan OS yang sama antar-containerOS baru untuk setiap VM
KeamananKurang aman karena OS dan kernel digunakan bersamaLebih aman karena VM tidak berbagi sistem operasi
PerformaPerforma cepat bahkan dengan beberapa containerMakin banyak VM, performa makin kurang stabil
Waktu bootingCepat (dalam hitungan detik)Lambat (dalam hitungan menit)
MemoriRinganMemerlukan banyak memori
Kebutuhan ruang penyimpananBiasanya dalam ukuran megabyteBiasanya dalam ukuran gigabyte
PortabilitasMudah diluncurkan di berbagai lingkunganVM sulit di-port ke sistem lain

Meskipun teknologi container Docker lebih unggul pada hampir semua aspek, VM lebih aman karena sistem operasinya tetap terpisah (independen) dari hardware.

Oke kali ini kit acoba akan membuat aplikasi Django dan PostgreSQL di Windows dengan menggunakan Docker, langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Download aplikasi Docker disini
  • Buka command prompt dan tempatkan di direktori yang telah ditentukan
  • Buat direktori kerja, misal dengan nama djangodockertest. Di command promt masukan perintah:
mkdir djangodockertest
  • Masuk ke direktori kerja yang tadi dibuat
cd djangodockertest
  • Buat file baru dengan nama requirements.txt untuk menyimpan daftar library atau paket aplikasi yang akan diinstal yang dibutuhkan Django. Misal dalam contoh ini saya menggunakan  vim  sebagai editor teks seperti yang ada di Linux atau Mac. Untuk mendonload aplikasi silahkan dapatkan disini
vim requirements.txt
  • Masukan daftar aplikasi
Django~=4.0.0
psycopg2-binary==2.9.3
  • Buat file dengan nama Dockerfile
vim Dockerfile
  • Masukan kode berikut
FROM python:3
ENV PYTHONUNBUFFERED 1
WORKDIR /code/
COPY requirements.txt /code/
RUN pip install -r requirements.txt
COPY . /code/
  • Buat file dengan nama docker-compose.yml
vim docker-compose.yml
  • Masukan kode
version: "3.9"

services:
    db:
      image: postgres
      volumes:
      - ./data/db:/var/lib/postgresql/data
      environment:
      - POSTGRES_DB=postgres
      - POSTGRES_USER=postgres
      - POSTGRES_PASSWORD=password
    web:
      build: .
      command: python manage.py runserver 0.0.0.0:8000
      volumes:
        - .:/code
      ports:
        - "8000:8000"
      depends_on:
        - db

  • Buat project baru Django, misal dengan nama djangodockertest
 vim docker-compose run web django-admin startproject djangodockertest
  • Ubah setingan Database di file settings.py yang terdapat di folder djangoprojecttest. dengan catatan di komputer lkal sudah diinstal PostgreSQL dan buat database tertentu.
DATABASES = {
    'default': {
        'ENGINE': 'django.db.backends.postgresql',
        'NAME': 'postgres',     #sesuaikan
        'USER': 'postgres',     #sesuaikan
        'PASSWORD': 'password', #sesuaikan
        'HOST': 'db', #sesuai setingan di docker-compose.yml
        'PORT': 5432,
        }
}
  • Buat makemigrations
docker-compose run web python manage.py makemigrations
  • Lakukan migrasi
docker-compose run web python manage.py migrate
  • Jalankan perintah docker-compose up
docker-compose up
  • Test buka server dengan buka di browser dan masuk ke 127.0.0.1:8000, jika berhasil maka akan tampil halaman awal aplikasi Django.
  • Selanjutnya, lakukan langkah-langkah untuk membuat user admin dan lain sebagainya. 
  • Jika ingin mematikan service Docker, maka ketikan perintah: 
docker-compose down



Demikian contoh sederhana cara menggunakan Docker untuk membuat aplikasi Django dan PostgreSQL, semoga bermanfaat. @wawanhn



Sumber:
https://www.hostinger.co.id/tutorial/apa-itu-docker?
https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-docker/