Monday, January 6, 2014

Pengantar GIS dan Membangun Geodatabase Bagian 1

Tulisan ini akan membahas tentang dasar GIS dan Geodatabase.
Pada dasarnya, istilah system informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu:

  • Sistem, yaitu sekumpulan objek atau unsur yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan yang sama.
  • Informasi, yaitu data yang telah diolah sehingga menjadi sesuatu yang bernilai arti atau berguna.
  • Geografi, yaitu suatu yang mengenai bumi sebagai tempat tinggal, hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi), dimensi ruang (spatial) dan dimensi historis beserta pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

Sehingga Sistem Informasi Geografi dapat diartikan sebagai sebuah sistem untuk mengelola, menganalisis, menyimpan, memproses dan menampilkan data geografi. Dengan Sistem Informasi Geografi kita dengan mudah melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik. Pada perkembangannya, Sistem Informasi Geografi sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta kebutuhan akan sistem informasi geografi yang semakin berkwalitas.
Saat ini pemamfaatan Sistem Informasi Geografi telah sangat luas meliputi berbagai aspek mulai dari penelitian ilmu pengetahuan, managemen sumber daya alam, sejarah, kartografi dan sebagainya.

Komponen GIS

Untuk membangun Sistem Informasi Geografi dibutuhkan komponen-komponen pendukung, yaitu sebagai berikut :

  • Manusia, yaitu orang yang menjalankan sistem.
  • Aplikasi, yaitu prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data.
  • Data, yaitu bahan yang akan diolah oleh aplikasi.
  • Software, yaitu perangkat lunak SIG.
  • Hardware, yaitu perangkat keras atau komputer.

(John E. Harmon, Steven J. Anderson. 2003)
Data sebagai salah satu komponen Sistem Informasi Geografi yang sangat penting. Secara spesifik data tersebut disebut data spatial. Secara tradisional data spatial disimpan dalam bentuk peta cetak (hardcopy). Metode ini menjadi tidak efektif ketika jumlah data yang harus ditangani bertambah. Hal ini tentu menjadi masalah karena dibutuhkan ruang penyimpanan yang sangat besar dan proses pemasukan data (data entry) serta pengambilan data (data retrieval) menjadi tidak efektif. Sehingga dalam perkembangannya data spatial banyak dismpan dalam bentuk digital.
Perkembangan perangkat lunak Relational Database Manajemen System pada saat ini sangat berpengaruh pada perkembangan Sistem Informasi Geografi, dengan mengunakan RDBMS memungkinkan penyimpanan data spatial dalam jumlah yang sangat besar sehingga mampu mengatasi masalah ketidakefektifan metode penyimpanan dengan peta cetak. Perkembangan ini mendorong peningkatan penggunaan perangkat lunak DBMS dalam pembuatan Sistem Informasi Geografi sebagai tulang punggung sistemnya.
bersambung…..
pustaka:
1. http://www.esri.com
2.Prahasta Eddy, 2002, “Sistem Informasi Geografi Konsep-konsep Dasar”. Bandung: Penerbit Informatika.
Previous Post
Next Post

0 comments: